BIOPLASTIK GUMPA : KEMASAN NON KONVENSIONAL BERBAHAN DASAR TEPUNG SORGUM DAN SERABUT KELAPA
Welcome friends Mohammad Nizam Mustaqim’s Blog. In this blog you will get some informations about :
my favorite writing for BIOPLASTIK GUMPA : KEMASAN NON KONVENSIONAL BERBAHAN DASAR TEPUNG SORGUM DAN SERABUT KELAPA | BIOPLASTIK GUMPA : KEMASAN NON KONVENSIONAL BERBAHAN DASAR TEPUNG SORGUM DAN SERABUT KELAPA I believe | BIOPLASTIK GUMPA : KEMASAN NON KONVENSIONAL BERBAHAN DASAR TEPUNG SORGUM DAN SERABUT KELAPA can give you inspiration and more others benefit
We have been providing the best information about BIOPLASTIK GUMPA : KEMASAN NON KONVENSIONAL BERBAHAN DASAR TEPUNG SORGUM DAN SERABUT KELAPA For you. If you liked this information, please tell your friends on Facebook, Twitter, Pinterest, Google plus or Email using social buttons below. Happy Reading ^_^. Mohammad Nizam Mustaqim
my favorite writing for BIOPLASTIK GUMPA : KEMASAN NON KONVENSIONAL BERBAHAN DASAR TEPUNG SORGUM DAN SERABUT KELAPA | BIOPLASTIK GUMPA : KEMASAN NON KONVENSIONAL BERBAHAN DASAR TEPUNG SORGUM DAN SERABUT KELAPA I believe | BIOPLASTIK GUMPA : KEMASAN NON KONVENSIONAL BERBAHAN DASAR TEPUNG SORGUM DAN SERABUT KELAPA can give you inspiration and more others benefit
TUGAS TEKNOLOGI PENGEMASAN, DISTRIBUSI, DAN TRANSPORTASI
BIOPLASTIK GUMPA : KEMASAN NON KONVENSIONAL BERBAHAN DASAR TEPUNG SORGUM DAN SERABUT KELAPA
Oleh:
Mohammad Nizam Mustaqim
F34110043
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
Kemasan merupakan hal yang sangat penting pada produk pertanian. Hasil pertanian memiliki nilai tambah tinggi setelah melewati proses pengolahan termasuk pengemasan. Pengemasan yang disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan menjadi salah satu cara dalam mengawetkan bahan hasil pertanian. Alasannya pengemasan dapat memperpanjang umur simpan bahan dan mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas / dibungkus (Julianti dan Mimi, 2006).
Industri kemasan di indonesia semakin banyak, seperti industri penghasil kemasan karton, kemasan gelas, plastik, dan lainnya yang produknya telah beredar di masyarakat. Namun, bahan-bahan seperti plastik sangatlah tidak ramah lingkungan. Kelemahan lain adalah migrasi residu monomer vinil klorida sebagai unit penyusun polivinil klorida (PVC) yang bersifat karsinogenik (Siswono, 2008). Selain itu, bahan baku pembuatan plastik berasal dari inyak bumi yang keberadaanya tidak dapat diperbaharui. Penggunaan plastik di Indonesia sangat besar. Konsumsi produk plastik per kapita Indonesia masih sekitar 10 kg/kapita/tahun. Kebutuhan produk plastik nasional sekitar 4,6 juta ton per tahun dengan pertumbuhan rata-rata 5% per tahun dimana porsi terbesar (40%) adalah untuk plastik kemasan. Permintaan plastik kemasan terutama didorong oleh pertumbuhan industri makanan minuman (60%) dan fast moving consumer good (FMCG) lainnya. Industri pengguna plastik yang juga cukup besar adalah industri komponen (otomotif dan elektrik/elektronik), konstruksi (profil bangunan, pipa, kabel), dan peralatan rumah tangga (www.bankmandiri.co.id).
Tingginya penggunaan plastik ini diperlukan suatu subtitusi plastik yang biodegradable yaitu plastik yang dapat diuraikan kembali oleh organisme secara lami. Penggantian plastik dapat menggunakan bahan-bahan alami seperti pati. Pati digunakan karena bahan ini mudah didegradasi oleh alam menjadi senyawa-senyawa yang ramah lingkungan. Selain itu, harga tanaman penghasil tepung (pati) relatif murah. Bila dibandingkan harga tepung sorgum lebih murah daripada biji plastik jenis polietilen.
Tabel 1. Perbandingan harga tepung sorgum dengan PE
Bahan
|
Harga (Rp) / 25 kg
|
PE original
|
406.250
|
Tepung sorgum
|
237.500
|
Di Indonesia terdapat berbagai tanaman penghasil pati. Salah satunya adalah sorgum. Sorgum (Sorghum Bicolor L Moench) merupakan salah satu alternatif sumber pati yang cukup potensial di Indonesia. kandungan pati dalam sorgum mencapai 80,42 % (Suarni, 2004). Kementrian pertanian (2011) merilis data rata-rata produksi sorgum secara nasional hanya sekitar 4.000-6.000 ton/tahun. Selain itu daerah penanaman sorgum juga tersebar di berbagai daerah yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Keunggulan lain yang mendukung potensi pemanfaatannya adalah toleransinya terhadap lahan kering maupun tergenang, lahan marjinal, serta relatif tahan terhadap gangguan hama. Pemanfaatan sorgum selama ini sebagian besar hanya digunakan untuk pakan ternak, bahkan masih memiliki masalah dengan tingginya kandungan tanin dalam sorgum yaitu 0,4 – 3,6 % (Sirappa, 2003). Berdasarkan data ini dapat dijamin bahwa ketersediaan sorgum sepanjang tahun akan terjaga bila nanti dikembangkan secara komersial.
Berdasarkan uraian di atas, untuk meningkatkan nilai tambah sorgum, maka pembuatan bioplastik dari pati sorgum perlu dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu telah menghasilkan bioplastik dari pati singkong. Namun plastik berbahan pati memiliki beberapa kelemahan. Bioplastik ini kurang tahan terhadap air (kurang hidrofobik/bersifat hidrofilik) dan sifat mekanisnya masih rendah (kekuatan tarik dan modulus Young) (Darni dkk, 2010). Ban, Taylor, dan Talja (2006) menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengurangi sifat hidrofilik adalah dengan mencampur pati dengan biopolimer lain yang bersifat hidrofobik, seperti selulosa, khitosan, dan protein. Sedangkan untuk memperbaiki sifat mekaniknya (terutama sifat elastisitasnya), dapat dilakukan pencampuran pati dengan plasticizer.
Pengurangan sifat hidrofilik dilakukan dengan memanfaatkan selulosa pada sabut kelapa. Komposisi total selulosa sabut kelapa mencapai 83,36% (Suharti dan Basuki, 1990). Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan karakteristik sabut kelapa tua,
Tabel 2. Karakteristik sabut kelapa tua (% kering tanur)
karakteristik
|
%
|
Abu
|
4,49
|
Lignin
|
37,80
|
Selulosa C & B
|
49,62
|
Selulosa alfa
|
33,74
|
Pentosan
|
15,63
|
Kelarutan:
|
|
Alk-benzen
|
6,52
|
Air panas
|
12,51
|
Air dingin
|
10,29
|
1% NaOH
|
34,78
|
Sumber: Berita Selulosa 1 Maret 1990. Vol. XXVI, No. 1 dalam (Suharti dan Basuki, 1990)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Harga Biji Plastik PE [Terhubung Berkala]. www. davidsigma.com/harga-biji-plastik-polyethylene-pe/ (13 November 2012).
Anonim. 2012. Industri Plastik [Terhubung Berkala]. http://www.bankmandiri.co.id/indonesia/eriview-pdf/MGDJ49527909.pdf (13 November 2012).
Anonim. 2012. Tepung Sorgum [Terhubung Berkala]. www. indonetwork.co.id/sorgum/1486671/tepung-sorgum.htm (13 November 2012).
Ban, W. 2006. Infloence Of Natural Biomaterials on The Elastic Properties of Starch-Derived Films: An Optimization Study. Journal of Applied Polymer Science, 10, 118-129.
Darni, Y., Ismiyati, S., Cici. 2008. Sintesa Bioplastik dari Pati Pisang dan Gelatin dengan Gliserol sebagai Plasticizer. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi II., Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Julianti, E, Mimi Nurminah. 2006. Teknologi Pengemasan. Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universits Sumatera Utara, Medan.
Sirappa, MP. 2003. Prospek Pengembangan Sorgum Di Indonesia Sebagai Komoditas Alternatif Untuk Pangan, Pakan, Dan Industri. Jurnal Litbang Pertanian, 22.
Siswono. 2008. Jaringan Informasi Pangan dan Gizi, Volume XIV. Jakarta : Ditjen Bina Gizi Masyarakat.
Suarni. 2004. Pemanfaatan Tepung Sorgum untuk Produk Olahan. Jurnal Litbang Pertanian, 23.
Suharti, N.S dan Basuki Wirjosentono. 2005. Impregnasi Reaktif Kayu Kelapa dengan Limbah Plastik Polistirena Serta Penyediaan Komposit Polistirena Menggunakan Penguat Serbuk Kayu Kelapa. J. Alchemy. Vol. 4, No. 2 hal 75-87.
Taylor, J. R. N. 2006. Novel Food and Nonfood Uses for Sorghum and Millets. Journal of Cereal Science, 44, 252-271.
Talja, Riku, A. 2006. Effect of Various Polyols Content on Physical and Mechanical Properties Of Potato Starh-Based Films. Carbohydrate Polymers, 67, 288-295.
LAMPIRAN
Proses Pembuatan Bioplastik
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan bioplastik Gumpa
sumber: dimodifikasi dari Ban (2006)
We have been providing the best information about BIOPLASTIK GUMPA : KEMASAN NON KONVENSIONAL BERBAHAN DASAR TEPUNG SORGUM DAN SERABUT KELAPA For you. If you liked this information, please tell your friends on Facebook, Twitter, Pinterest, Google plus or Email using social buttons below. Happy Reading ^_^. Mohammad Nizam Mustaqim
Comments
Post a Comment