Oasis Budaya K3, Soko Guru Kebangkitan Indonesia
Welcome friends Mohammad Nizam Mustaqim’s Blog. In this blog you will get some informations about :
my favorite writing for Oasis Budaya K3, Soko Guru Kebangkitan Indonesia | Oasis Budaya K3, Soko Guru Kebangkitan Indonesia I believe | Oasis Budaya K3, Soko Guru Kebangkitan Indonesia can give you inspiration and more others benefit
We have been providing the best information about Oasis Budaya K3, Soko Guru Kebangkitan Indonesia For you. If you liked this information, please tell your friends on Facebook, Twitter, Pinterest, Google plus or Email using social buttons below. Happy Reading ^_^. Mohammad Nizam Mustaqim
my favorite writing for Oasis Budaya K3, Soko Guru Kebangkitan Indonesia | Oasis Budaya K3, Soko Guru Kebangkitan Indonesia I believe | Oasis Budaya K3, Soko Guru Kebangkitan Indonesia can give you inspiration and more others benefit
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan elemen penting
dalam pembangunan nasional. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah
perbaikan kualitas perekonomian negara Indonesia. pertumbuhan ekonomi pastinya
ditunjang oleh produktivitas perusahaan ataupun Unit Usaha Kecil Menengah (UKM)
yang ada di negara ini. Selain faktor modal, sumber daya manusia juga menjadi
aspek yang berperan besar terhadap keberhasilan suatu usaha. Oleh karenanya,
kesehatan dan keselamatan para pekerja perlu mendapat perhatian super ekstra. Saat ini, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) telah ditetapkan sebagai program wajib bagi setiap perusahaan.
Tuntutan pelaksanaan K3, bukan hanya pada lingkungan pemerintahan. Melainkan,
setiap perusahaan pun diwajibkan untuk dapat mengimplementasikan kesehatan dan
keselamatan kerja di dalam usaha dan bisnisnya. Sesuai dengan peraturan
perundang-undangan no.1 tahun 1970 mengenai keselamatan kerja yang menjelaskan
bahwa setiap aktivitas pekerjaan yang
memiliki potensi bahaya dan risiko harus dan wajib untuk mengimplementasikan
program-program K3 di dalamnya. Kesehatan dan Keselamatan kerja bagi perusahaan
sudah seharusnya dijadikan program utama. Ini merupakan syarat mutlak bagi
perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya. Tidak jarang perusahaan,
menjadikan program K3 sebagai momok dalam menjalankan usahanya. K3 dianggap
sebagai penghambat proses produksi. K3 dianggap sebagai program penuh dengan
cost atau biaya.
Pada
umumnya, dalam Sistem Manajemen K3 terdapat beberapa elemen penting. Yakni
Komitmen pimpinan, Kebijakan K3, Perencanaan, Implementasi dan Operasi,
Pemeriksanaan dan Tindakan Perbaikan, Audit, dan Tinjauan Manajemen pimpinan
perusahaan (Jamaludin, 2011). Hal tersebut merupakan siklus sebuah sistem
manajemen K3 yang ideal dalam perusahaan. Namun, sistem tersebut cenderung dilihat
sebagai sebuah momok, karena ketidaktahuan atau effort yang besar dalam membentuk sebuah sistem Manajemen K3 di
perusahaan. Sebenarnya K3 menjadi sebuah oase budaya yang berjalan selaras
dengan kehidupan bisnis. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, oase adalah suasana yang
menyenangkan di tengah-tengah kondisi lingkungan usaha yang serba rumit dan
kerap kali terasa tidak menyenangkan. Dalam kontekstual pembahasan K3, kata
oase dapat dihubungkan dengan kata budaya sehingga interpretasinya akan
memberikan pemahaman mengenai pentingnya keselamatan di dunia kerja. Kata
budaya mengandung arti sesuatu yangg sudah menjadi
kebiasaan dan sukar untuk diubah. Sedangkan
Keselamatan
sendiri berasal dari kata selamat yang memiliki arti secara harfiah terhindar
dari bahaya dan risiko. Perlu kita ketahui, setiap kegiatan memiliki potensi
munculnya bahaya dan risiko. Tanpa kecuali bentuk kegiatan tersebut. Baik di
tempat kerja maupun di lingkungan rumah ataupun masyarakat. Bila tercipta
sebuah oase budaya maka akan terbentuklah suatu kebiasaan yang akan mengakar
kuat di masyarakat, khususnya dalam lingkungan kerja yang penuh risiko. Kembali
ke permasalahan budaya keselamatan. Di Indonesia, budaya keselamatan sudah di
bangun sejak dini ketika masih kecil. Namun, setelah kita tahu lantas hal
tersebut hanya sebagai pengetahuan bagi diri kita saja. Ungkapan “masuk telinga
kiri keluar telinga kanan” seolah tepat dan sesuai untuk menggambarkannya.
Doktrin masa kecil ini pun tetap saja tidak mampu membumihanguskan pelanggaran-pelanggaran
mengenai keselamatan kerja. Hal ini sudah cukup rumit untuk kita analisa karena
pemahaman tentang K3 hanya sebatas pengetahuan dan belum diwujudkan secara
konkret. Budaya keselamatan hanya sebagai bentuk slogan, bukan sebagai budaya
yang dilakukan oleh setiap individu. Budaya K3 hanya menjadi isapan jempol,
bukan sebagai realita dalam kehidupan.
Kesuksesan
pembangunan nasional tak bisa dilepaskan begitu saja dari aspek ekonomi. Kerinduan
yang besar akan kejayaan bumi pertiwi ini harusnya diobati dengan
langkah-langkah riil. Setiap perubahan pasti membutuhkan tindakan. Mempelajari
tentang keselamatan kerja memang mudah tetapi yang sulit adalah mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Oase budaya K3 inilah yang akan menjadi pelengkap
dan soko guru (pondasi) bagi kebangkitan Indonesia dari segala keterpurukan.
Inti dari pelaksanaan program K3 adalah komitmen. Baik dari perusahaan maupun
komitmen dari individu atau masing-masing pekerja di dalamnya. Bentuk nyata
sebuah komitmen dari perusahaan adalah para pimpinan perusahaan turun langsung
dalam pelaksanaan program K3 dan para pekerja yang peduli akan keselamatannya.
Langkah selanjutnya, dari sebuah komitmen tersebut diturunkan menjadi sebuah
kebijakan dari pimpinan perusahaan. Dalam memutuskan sebuah kebijakan atau
peraturan, pimpinan perusahaan harus menyelaraskannya visi, misi, dan tujuan
perusahaan. Jika perusahaan menganggap karyawan sebagai aset penting dalam
usaha bisnisnya. Maka, keselamatan dan kesehatan kerja karyawan tentunya akan
dijadikan sebagai tujuan utama sebuah perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin
tinggi angka kepedulian akan kesehatan dan keselamatan kerja, semakin besar
pula pertumbuhan produktivitas sebuah perusahaan. Ibarat sebuah negara yang
maju pastinya memiliki rakyat yang sehat dan makmur. Begitu juga dengan
perusahaan, bila ingin memperoleh profit besar maka keselamatan kerja para
karyawannya pun harus diperhatikan. Perusahaan yang menjadi prajurit perang
negara dalam medan tempur perdagangan baik nasional maupun internasional patut
mengapresiasi kegigihan dn memenhi hak pekerjanya.
Kebangkitan
perekonomian Indonesia sudah selayaknya melirik urgensi dan makna kesehatan dan
keselamatan kerja (K3). Keselamatan pekerja terjamin perusahaan pun akan
berkembang. Pekerja tenang, perusahaan senang, dan masa depan negara Indonesia
akan cemerlang. Ayo kawan, marilah kita mulai membiasakan menghargai
keselamatan diri dan menjadikan oase budaya K3 ini menjadi pilar utama dalam
meraih kejayaan bumi pertiwi. Meski banyak orang tidak peduli dengan
keselamatan diri, kita tetap berjuang dan belajar menghargai pribadi
masing-masing. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki dan membudayakan keselamatan.
Seperti yang dikatakan para filosof, “hal yang terjadi saat ini adalah bentuk
akibat tindakan yang kita lakukan pada hari kemarin. Begitupun tindakan yang
dilakukan pada hari ini, merupakan hal yang akan kita terima pada hari esok”.
Kalau sekarang kita berpikir sudah terlanjur, maka esok pun akan semakin
memperburuk keadaan dan jangan berharap ada perbaikan bahkan kata kejayaan.
Mari bersama-sama menbudayakan hal yang positif karena sesuatu yang baik akan
merefleksikan kebaikan pula. Memang kita bisa hidup tanpa budaya tetapi dengan
budaya, kehidupan kita akan terasa lebih hidup dan bernilai. Terus berjuang teman dan ACTION!!!.
We have been providing the best information about Oasis Budaya K3, Soko Guru Kebangkitan Indonesia For you. If you liked this information, please tell your friends on Facebook, Twitter, Pinterest, Google plus or Email using social buttons below. Happy Reading ^_^. Mohammad Nizam Mustaqim
Comments
Post a Comment