Posts

Showing posts with the label My Creations

Retorika Kota

            Beberapa waktu lalu, ada seorang mahasiswa yang menulis bahwa selain ada 3 R ( reduce, reuse, recycle) , ada juga R satu lagi, yaitu regenerasi. Namun, sebenarnya ada satu R lagi yang paling penting untuk diperhatikan. R ini adalah retorika. Mengapa dikatakan retorika?. Urbanisasi kota tidak akan terjadi kalau tidak ada retorika yang membius orang-orang desa untuk berbondong ke kota. Retorika didefinisikan sebagai rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atau argumen (logo). Intinya terletak pada rayuan yang terkesan manipulatif dan mengada-ada. Tipu daya yang menceritakan kompetitifnya kehidupan kota inilah yang telah membuat tak kurang dari 50.000 orang tiap tahunnya untuk hijrah ke kota terutama Jakarta. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta, angka urbanisasi berturut setiap tahunnya yaitu 124.427 orang (2006), 109.627 orang (2007), 88.473 orang (2008), 69.554 orang (2009), 59. 215 or

Dilema PSSI, Derita Merah Putih

            Perkembangan sepak bola nasional beberapa kurun waktu terakhir menunjukkan grafik yang menurun. Mimpi tampil di piala dunia seakan hanya isapan jempol belaka. Wong , juara Asia Tenggara saja belum mampu. Banyak sekali analisi kegagalan Timnas kita terutama di pentas piala AFF 2012. Salah satunya adalah dualisme PSSI-KPSI.             Perseteruan KPSI dan PSSI telah menjadi suatu hal  dilematis yang membuat prestasi timnas merosot tajam hingga peringkat 171 FIFA. Ketika negara lain berusaha membangun sepak bolanya, negara kita malah sibuk dengan pertikaian politisinya termasuk di dunia sepak bola. Asas musyawarah untuk menyelesaikan dualisme ini pun seakan tidak bermakna karena setiap pihak masih mementingkan ego elitenya. Dilema PSSI telah menjadi derita bangsa, derita merah putih dan derita semua rakyat Indonesia yang selalu pupus harapannya untuk melihat timnas merengkuh juara.             Benang kusut yang tiada ujung ini akan berhenti bila telah muncul kesadaran

Optimistis Daun Muda di Tengah Krisis Kepemimpinan

            Lembaran tahun baru telah dimulai. Harapan akan kondisi bangsa yang lebih baik terus digaungkan, minimal lebih baik bila dibandingkan tahun 2012. Memasuki tahun 2013 menandakan genderang perang pemilu  2014 akan segera dimulai. Semua parpol telah bersiap menghadapi pemilihan pemimpin negara Indonesia. Berdasarkan data terakhir, dinyatakan Lima belas partai politik lulus dalam verifikasi administratif yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). 29 partai lainnya diharuskan memperbaiki kelengkapan persyaratan. Di tahun ini pula, pasti akan terjadi propaganda awal untuk merebut simpati para pemegang hak pilih. Pemerintah menyatakan jumlah agregat penduduk yang memiliki hak pilih dalam Pemilu 2014 berjumlah mencapai 243 juta orang. Bahkan, konsolidasi dan penyamaan persepsi sesuai visi misi parpol masing-masing telah terlihat sejak tahun 2012.             Namun, Indonesia sekarang sedang dilanda krisis kepemimpinan. Kepercayaan rakyat terhadap para politisi semakin m

Berteman Saat Demonstrasi

                Akhir-akhir ini memang banyak sekali demo yang berujung pada tindakan anarkis. Hal ini disebabkan oleh oknum-oknum yang tidak memiliki ideologi mengenai makna sebuah perdamaian. Anarkisme demonstrasi yang terjadi di Indonesia kerap kali memakan korban mulai dari perusakan bangunan, mobil, hingga korban jiwa. Kalau dilihat dari aspek ideologinya, para demonstran yang bertindak anarkis berpikiran bahwa cara menggertak pejabat dengan kekerasan untuk menakutinya. Padahal sebenarnya cara menakut-nakuti seperti itu bukanlah hal yang baik bahkan bisa menjadi pemicu bentrokan yang lebih besar karena secara alamiah manusia akan mengikuti egonya masing-masing                 Beragam upaya pencegahan anarkisme yang terjadi telah dilakukan mulai dari barikade polisi hingga pelepasan tembakan ke udara. Menurut hemat saya, cara yang seperti ini tidaklah efektif karena kan membuat emosi demonstran tidak stabil. Cara lain untuk mencegah anarkis dalam demonstrasi adalah dengan m

Membangun Indonesia dengan Alam

            Di tengah hiruk-pikuk  problematika bangsa, pembangunan nasional pun menjadi terlupakan. Pembangunan aspek-aspek penting kehidupan semakin terbengkalai. Para penguasa di negeri ini seolah disibukkan oleh permasalahan korupsi yang telah menjangkiti seantero negeri. Di samping itu masih ada pula problem lain seperti bencana alam. Banjir, kebakaran hutan, pembalakan liar, dan lainnya.             Adanya bencana alam tak luput dari campur tangan manusia yang merusak alam sekaligus mengurangi sumber daya alam Indonesia. Perusakan hutan sangat berperan terhadap pengurangan daerah resapan air. Lebih dari 25 % hutan Indonesia telah berkurang akibat ulah destruktif manusia yang tidak responsif sedikit pun. Efek domino yang ditimbulkan meliputi kebakaran hutan, banjir, dan rusaknya ekosistem. Hal ini menjadi ancaman serius yang membayangi bangsa yang disebut-sebut negara zamrud khatulistiwa ini. Sumber daya alam yang melimpah pun masih belum mampu membawa kemakmuran bangsa Indo

SIM, Kunci Kehormatan

            Narkoba telah menjadi wabah terbesar dan paling mengancam dunia di era globalisasi ini. Menurut data dari PBB, di tahun 1997 terjadi perdagangan ilegal yang mengkomoditaskan narkoba sekitar 10% dari total perdagangan dunia [1] , padahal dunia telah memiliki international drugs control regime yang didirikan berdasarkan konsensus dari aktor negara [2] yang kemunculannya sudah terlihat semenjak rintisan Konvensi Opium Den Haag di awal abad ke-20 [3] ,  yang kemudian pelaksanaannya sulit dilepaskan dari dominasi politik Amerika Serikat dalam pembuatan tiga konvensi utama pengaturan narkotika dunia [4] paska Perang Dunia II.             Negara Timur yang santun seperti Indonesia pun tak luput dari ancaman bahaya narkoba yang semakin menyebar seiring berjalannya waktu. Tiap tahun pecandu narkoba di Indonesia terus meningkat. BNN melaporkan pada tahun 2010, prevalensi penyalahgunaan narkoba meningkat menjadi 2,21 persen atau sekitar 4,02 juta orang. Pada tahun 2011, pre

FROM AL-QUR’AN TO IMPIAN

             Zaiq,begitu ia biasa dipanggil. Dia berasal dari pulau paling ujung Indonesia,Papua tepatnya di Merauke. Dia adalah seorang anak yang memiliki kemauan yang besar untuk kuliah. Dengan hanya berbekal sedikit uang,pakaian,dan peralatan sholat, dia bertekad menuju pulau Jawa demi menuruti kemauan hatinya untuk kuliah. Sesampainya di pulau Jawa tepatnya di daerah Surabaya, dia dirampok oleh sekawanan bandit yang tidak berperi kemanusiaan. Semua bekalnya raib, yang tersisa hanya peralatan sholatnya saja berupa selembar sarung,satu baju koko,dan satu peci hitam. Tetapi dia tidak menyesal atau menyalahkan siapa pun,dia berdo’a dan tawakkal kepada Allah SWT agar jalan terjalnya menggapai cita-citanya bisa membawanya ke gerbang kesuksesan karena dia berkeyakinan bahwa selama kita dekat dengan Allah SWT niscaya kita akan tetap akan berdiri tegak dalam menjalani semua rintangan hidup.             Di tengah kesedihannya, dia bertemu dengan seorang kyai sepuh yang bernama Kyai Nur

Sejuta Pesona Minangkabau Impianku

            Sumatera Barat merupakan suatu provinsi yang menyimpan beribu macam obyek wisata yang menarik. Obyek pariwisata ini dapat berupa panorama alam, peninggalan sejarah, dan tempat-tempat yang memiliki nilai legendaris. Sumatera Barat sangat kental akan budaya Minang eksotis. Saya yakin, semua orang yang mengetahui potensi wisata ranah Minang pasti akan tertarik untuk mengeksplorasinya tak terkecuali penulis. Ketertarikan saya akan kultur budaya Minang sangatlah besar. Dari kecil saya selalu berharap diberi kesempatan untuk melihat beragam budaya suku di  Indonesia terutama tanah eksotis, Minangkabau.             Presiden RI pertama, Ir. Soekarno pernah mengatakan janga sampai kita melupakan sejarah atau yang dikenal luas dengan istilah JAS MERAH. Ini bukanlah isapan jempol belaka karena bagi saya, orang yang hebat selalu belajar dari sejarah. Peninggalan sejarah yang ingin saya kunjungi adalah Benteng Fort De Kock dan Lubang Japang. Benteng Fort De Kock dibangun di puncak

Lomba Surat untuk Rektor IPB

Kepada Bapak Rektor Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto M.Sc Di Tempat             Bapak Rektor ,Prof. Dr.  Ir. Herry Suhardiyanto M.Sc, yang saya hormati, menurut saya, beasiswa merupakan salah satu penunjang dalam kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi termasuk Institut Pertanian Bogor ( Bogor Agricultural University). Beasiswa memang diperuntukkan bagi mereka yang membutuhkan dan  layak untuk  memperolehnya,  yakni mahasiswa yang kurang mampu dalam segi ekonomi dan mahasiswa mampu namun cukup berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik. Saya ingin mengusulkan sebuah ide kepada Bapak, yaitu adanya beasiswa bagi para mahasiswa yang ingin membuka usaha (berwirausaha) yang saya beri nama “ entrepreneur schoolarship” . Saya mengusulkan ini karena banyak mahasiswa yang ingin berwirausaha tetapi terkendala masalah modal tak terkecuali saya sendiri yang sangat berkeinginan untuk membuka usaha yang dapat menciptakan lapangan kerja baru. Saya men

HATI, ITULAH JAWABANNYA

            “Sebaik-baiknya umat adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain”, begitulah bunyi salah satu hadits Rasulullah SAW. Hadits ini menjelaskan secara tersirat bahwa umat yang terbaik adalah orang yang peduli terhadap masyarakat sekitarnya dengan pengabdian sebagai wujud konkretnya. Kepedulian bukan hanya terhadap masyarakatnya melainkan lingkungan tempat tinggal kita pun termasuk dalam konteks social awareness yang sebenarnya. Melihat kondisi alam yang semakin buruk, iklim yang tak menentu, suhu yang semakin ekstrim, belum lagi ditambah kondisi moral dan finansial bangsa kita yang semakin hari makin terpuruk sehingga semakin bermunculan kaum marjinal yang terpinggirkan. Kepedulian sosial menjadi barang yang mutlak diperlukan untuk mengangkat harkat dan martabat negara tercinta, Indonesia.             Meraih kejayaan bangsa tidaklah mudah karena diperlukan rasa saling memiliki dan menghargai tanah air tercinta ini. Kepedulian terhadap sesama adalah pemicu dan pemacu terc

Perubah Paradigma-Budaya

            Bung Karno sebelum memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia (RI), beliau menulis terlebih dahulu naskahnya. Seorang sutradara film tidak aka bisa memulai suting jika sebelumnya belum tertulis naskah dialognya. Menulis itu sangat penting sampai-sampai beberapa motivator trainer menyarankan untuk menulis impian kita sebagai langkah memvisualisasikan mimpi. Dunia kepenulisan adalah dunia seni  yang penuh seni, penuh arti, an penuh ungkapan hati nurani. Di dalam sebuah tulisan penulis dapat menuangkan segala pemikiran, perasaan, kritikan, dan saran dengan cara yang efektif  bahdan efisien. Bahasa tulisan bisa dibuat tajam, halus, kasar, indah, dan menghibur. Itu semua tergantung tujuan penulisan.             Pepatah arab mengatakan bahwa pena adalah pengikat ilmu. Maksudnya adalah dengan menulis, kita dapat menjaga keutuhan ilmu pengetahuan karena sifat manusia yang tak luput dari salah dan lupa. Selain itu, menulis bukan hanya sebagai pengikat namun dunia kepenulis

Cerpen Senyuman Cinta untuk Bola

            “Ian, cepat makan sana!!!”, kata ibunya dengan logat Batak yang khas. “bentar atuh buk, ian masih ngerjain tugas”. “ngerjain tugas kok pegang malah tiduran”, seloroh sang ibu yang tanpa dia sadari telah berada di pintu kamar yang terbuka melihat Ian membaca majalah bola kesukaannya. Begitulah keseharian keluarga ini yang selalu aja ribut gara-gara kebandelan sang anak. Bastian yang biasa dipanggil Ian adalah anak tunggal di keluarganya. Dia sangat menggemari sepak bola dan selalu terpilih menjadi bagian utama tim Semar FC dari SMA Harapan Gresik. Di tim Semar FC, Ian berposisi sebagai seorang striker. Ia dikenal memiliki bakat bola yang sangat luar biasa. Setiap ada kompetisi, gelar pemain terbaik hampir semuanya berada di genggamannya. Keluarganya yang tergolong miskin membuatnya bertekad untuk menjadi pesepak bola profesional supaya bisa menghidupi keluarganya. Inilah yang senantiasa menjadi pemicu semangat Bastian dalam bermain sepak bola.             Hari yang dit

ABSTRAKSI: Potensi Mimba

            Selama tiga dasawarsa terakhir potensi  dan kondisi hutan Indonesia  semakin menurun, oleh karenanya upaya pemulihan lahan kritis melalui penghijauan (reboisasi) semakin dirasakan urgensinya. Jenis  tanaman yang dipilih untuk kegiatan rehabilitasi lahan harus memenuhi kriteria lingkungan guna tercapainya perbaikan ekosistem dan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Mimba (Azadirachta indica Juzz) adalah jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman rehabilitasi lahan kritis yang bernilai ekonomis. Mimba memiliki keunggulan sebagai tanaman yang mampu tumbuh hampir di segala kondisi termasuk pada lahan kritis yang ekstrim kering. Selain itu Mimba juga merupakan jenis tanaman yang memberikan banyak manfaat, diantaranya dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati, bahan baku obat tradisional, dan bahan baku industri  keperluan rumah tangga. Mengingat keunggulan tersebut maka Mimba merupakan tanaman alternatif rehabilitasi lahan yang

Wish Word: Pohon Mimba

Aku terlahir dari rezim kesengsaraan Demi mengarungi segala kehidupan Hidup adalah pilihan Pilihan menjadi sebuah harapan Harapan takkan berarti tanpa tindakan Bekerja keras Berpikir cerdas Berjiwa ikhlas Demi satu visi Kusajikan sepenuh hati Inilah persembahan kami, MIMBA UNTUK NEGERI

Panganku di Tangan ABG

            “Orang – orang Indonesia dalam waktu dekat akan menderita bencana kelaparan, jika masalah pangan rakyat tidak segera diselesaikan sedangkan masalah ketersediaan stok pangan adalah masalah hidup atau mati ”. Begitulah bunyi sepenggal pidato Presiden Ir. Soekarno saat peresmian kampus Institut Pertanian Bogor. Ungkapan ini bukanlah hanya isapan jempol semata namun ini menjadi suatu realita sosial bangsa di dunia termasuk Indonesia yang sekarang mulai dihadapkan pada masalah global mengenai isu ketahanan pangan ( food security ). Jumlah penduduk dunia semakin meningkat bahkan telah mencapai tujuh milyar jiwa. Di sisi lain, dukungan pangan dari pertanian sangat kurang dan belum bisa dikatakan cukup meskipun jumlah produksinya meningkat.             Persoalan pangan seolah semakin menghantui dan memukul telak kita. Barang impor semakin merajalela sehingga dengan leluasanya memutus rantai harapan hidup petani lokal Indonesia. Semakin rakyat kita dijejali produk nonlokal mak