TUGAS I MATA KULIAH KESEHATAN KESELAMATAN KERJA

Welcome friends  Mohammad Nizam Mustaqim’s Blog. In this blog you will get some informations about :
my favorite writing for TUGAS I MATA KULIAH KESEHATAN KESELAMATAN KERJA | TUGAS I MATA KULIAH KESEHATAN KESELAMATAN KERJA I believe | TUGAS I MATA KULIAH KESEHATAN KESELAMATAN KERJA can give you inspiration and more others benefit

TUGAS I MATA KULIAH KESEHATAN KESELAMATAN KERJA

Ipb.jpg



Nama-Nama Anggota Kelompok 18

1)      Mohammad Nizam Mustaqim (F34110043)
2)      Aji Wibowo                                        (F34110111)
3)      AlFakhry Salas                                    (F34110011)
4)      Grace   Putri Sandy                             (F34110077)











DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
                       



Modul 1

Berikut ini data kecelakaan kerja dalam kurun waktu 1992-2010):
Pada 2011, tercatat 96.314 kasus dengan korban meninggal 2.144 orang dan mengalami cacat sebanyak 42 orang. Data dari Internasional Labor Organization (ILO) menyatakan kerugian empat persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia atau Rp280 triliun.( http://economy.okezone.com). Data yang dihimpun dari ILO (2012) juga menjelaskan bahwa dalam rentan waktu rata-rata per tahun terdapat 99.000 kasus kecelakaan kerja dan 70% di antaranya berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur hidup. Total kerugian sangat banyak, yaitu Rp 280 triliun. "Rata-rata per tahun total kerugian mencapai Rp 280 triliun(http://finance.detik.com).
Berdasarkan data diatas, frekuensi kecelakaan di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Kerugian-kerugian yang ditimbulkan meliputi produktivitas kerja yang berkurang, waktu bekerja yang semakin bertambah dan timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia merupakan kerugian yang sangat besar, karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak tergantikan oleh teknologi apapun. Hal ini disebabkan oleh kurang pedulinya pekerja terhadap prinsip K3(Kesehatan Keselamatan Kerja). Prinsip K3 adalah mengurangi faktor resiko yang didalamnya mengandun g pengertian bahwa setiap pekerja harus bertanggung jawab atas keselamatan dirinya sendiri dan orang lain(Concept The Duty of Care).
            Undang-undang yang mengatur tentang kesehatan dan keselamatan kerja di Indonesia adalah Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012. Dalam peraturam ini  dijelaskan bahwa sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Tujuan dari sistem manajemen ini adalah untuk meningkatkan efektivitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi. Sistem manejemen ini meliputi penetapan kebijakan K3, perencanaan K3, pelaksanaan rencana K3, pemantauan dan evaluasi kinerja K3 serta peninjauan dan peningkatan kinerja sistem manajemen K3. Pada peratuarn ini telah dijelaskan bahwa semua komponen dalam sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang terdiri dari menteri negara, perusahaan, pekerja, pengusaha dan auditor.
            Menurut Cooper (1999)[i], penerapan kebiasaan manusia untuk menjaga keselamatan di lingkungan kerja akan membawa dampak positif sebagai berikut:
1.      Angka kecelakaan kerja yang rendah
2.      Meningkatkan kebiasaan menjaga keamanan di lingkungan  kerja
3.      Mengurangi resiko kecelakaan
4.      Program tetap bertahan dalam waktu yang lama
5.      Penerimaan sistem oleh semua pihak
6.      Peningkatan laporan tentang kecelakaan kerja yang terjadi.
Modul 2
            Kasus-kasus penyakit yang ditimbulkan oleh pekerjaan akibat suhu ekstrim baik panas maupun dingin disebut hipertermia. Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh manusia akibat infeksi. Ciri-ciri orang yang terkena hipertermia adalah mengeluarkan keringat untuk menurunkan suhu tubuh. Hipertermia dalam dunia kerja meliputi heat-stroke,pembuangan panas, heat cramps, pembuangan panas secara tiba-tiba, kerusakan kulit akibat panas.   
            Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar dapat mengurangi resiko bekerja :
A.    Pencegahan Pimer – Healt Promotio
1        Perilaku kesehatan
2        Faktor bahaya di tempat kerja
3        Perilaku kerja yang baik
4        Olahraga
5        Gizi

B.     Pencegahan Skunder – Specifict Protection
1        Pengendalian melalui perundang-undangan
2        Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasn jam kerja
3        Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat pelindung diri (APD)
4        Pengendalian jalur kesehatan imunisasi

C.     Pencegahan Tersier
1        Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
2        Pemeriksaan kesehatan berkala
3        Pemeriksaan lingkungan secara berkala
4        Surveilans
5        Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada kerja
6        Pengendalian segera ditempat kerja


Modul 3
            Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang timbul karena hubungannya dengan kerja atau yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Menurut Keppres RI no 22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja terdapat 31 jenis penyakit. Secara khusus terdapat 6 jenis penyakit yang mengenai paru tenaga kerja dalam peraturan tersebut. Penyakit tersebut meliputi Pneumokoniosis, Penyakit paru & saluran napas oleh debu logam berat, disebakan oleh debu kaps, vlas, henep dan sisal, Asma akibat kerja, Alveolitis alergika akibat debu organik, Kanker paru atau mesothelioma oleh asbes dan Penyakit infeksi oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat pada pekerjaan berisiko terkontaminasi.
            Berikut beberapa penyakit yang terdapat pada paru-paru menurut Steve Parker dalam buku “Ensiklopedia Tubuh Manusia”.
1.                   Penyakit Paru Akibat Kerja
                         Asbestosis, silikosis, dan pneumokoniosis disebabkan oleh menghirup partikel yang mengiritasi dan membuat peradangan jaringan paru-paru, mengarah ke timbulnya fibrosis. Orang yang berisiko tinggi menderita penyakit paru-paru akibat pekerjaan, adalah para pekerja yang terpapar partikel beracun selama bertahun-tahun, misalnya para pekerja tambang. Pada penyakit paru-paru akibat kerja, terdapat penebalan perlahan (fibrosis) jaringan paru-paru, yang akhirnya menimbulkan pembentukan jaringan parut ireversibel.
Gejala:
Gejala seperti sesak napas dan batuk dapat timbul perlahan, tapi kemudian memburuk bertahun-tahun setelah paparan hilang. Di negara maju, penyakit ini semakin jarang terjadi karena sebagian besar pekerja menggunakan pakaian pelindung dan masker di lingkungan berbahaya, tapi di negara berkembang peraturan ini sering tidak dipatuhi.


a)      Silikosis
Silikosis adalah salah satu penyakit paru akibat lingkungan kerja. Penyakit ini merupakan suatu pneumokoniosis yang disebabkan oleh inhalasi partikel-partikel kristal silika bebas. Silika adalah sejenis bahan yang banyak digunakan dalam bangunan dan perusahaan konstruksi. Silika dalam bentuk padat tidak berbahaya, tetapi bentuk butiran debu sangat tidak baik untuk paru-paru. Yang termasuk silika bebas adalah kuarsa, tridimit, dan kristobalit.
b)      Asbestosis
Asbestosis adalah penyakit paru yang disebabkan banyaknya zat asbes yang terhirup paru-paru, sehingga menyebabkan kerusakan berat. Pada beberapa kasus asbestosis, dapat terjadi kanker paru-paru.
c)      Kanker paru-paru
Keberadaan tumor ganas di paru-paru disebut kanker paru-paru. Kanker paru-paru adalah kanker paling umum di dunia dan lebih dari satu juta kasus baru ditemukan setiap tahun.
Penyebab:
            Penyebab paling sering kanker paru-paru yang ditemukan hampir 90 persen dari seluruh kasus adalah rokok. Banyaknya zat iritan yang terhirup saat bernapas memicu pertumbuhan sel abnormal di dalam paru-paru, tapi rokok mengandung ribuan zat karsinogen (penyebab kanker). Dalam kasus yang sangat jarang, kanker paru-paru disebabkan oleh asbes, zat kimia beracun, atau gas radioaktif radon. Seperti penyakit kanker lainnya, kanker paru-paru pun dapat dipicu oleh keberadaan faktor genetik dan penerapan gaya hidup yang tidak sehat, yang umumnya seperti merokok dan terlalu banyak minum-minuman alkohol, serta kurangnya berolahraga.


Gejala:
Gejala awal kanker paru-paru tidak spesifik. Namun, umumnya batuk yang terus-menerus biasanya gejala paling awal. Karena kebanyakan orang yang menderita kanker paru-paru adalah perokok, maka biasa disebut "batuk perokok". Gejala lain berupa batuk berdarah, mengi, berat badan turun, suara serak yang terus menerus, dan nyeri dada.
Pengobatan: 
Jika uji laboratorium memastikan adanya kanker paru-paru, lobektomi atau pengangkatan sebuah lobus paru-paru, atau pnenomektomi yang merupakan pengangkatan sebuah paru secara keseluruhan dapat dilakukan. Ini biasanya disarankan hanya jika tumor berukuran kecil dan belum menyebar. Kemoterapi dan radioterapi dapat diberikan untuk meredakan gejala, bukan bertujuan untuk menyembuhkan penyakit.
Penyebaran kanker paru-paru:
Kanker paru-paru dapat menyebar (metastasis) ke bagian tubuh lain. Metastasis ke tulang dapat menimbulkan rasa nyeri dan patah tulang. Dalam otak menyebabkan sakit kepala dan penurunan kesadaran, serta dalam hati menyebabkan penurunan berat badan dan ikterus di mana kulit menjadi berwarna kekuningan.






[i]
Cooper, DM.1999.The Psychology of Behaviourial Safety.[Terhubung Berkala].http://inparametric.com.(diakses pada tanggal 19 Oktober 2012).


We have been providing the best information about TUGAS I MATA KULIAH KESEHATAN KESELAMATAN KERJA For you. If you liked this information, please tell your friends on Facebook, Twitter, Pinterest, Google plus or Email using social buttons below. Happy Reading ^_^. Mohammad Nizam Mustaqim

Comments

Popular posts from this blog

Analisis Desain Kemasan

ESAI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Penantian Berharga Pasca Kampus #KesempatanKedua