DEMI SAPI INDONESIA!!!!!!! MANDIRI ATAU MATI......

Welcome friends  Mohammad Nizam Mustaqim’s Blog. In this blog you will get some informations about :
my favorite writing for DEMI SAPI INDONESIA!!!!!!! MANDIRI ATAU MATI...... | DEMI SAPI INDONESIA!!!!!!! MANDIRI ATAU MATI...... I believe | DEMI SAPI INDONESIA!!!!!!! MANDIRI ATAU MATI...... can give you inspiration and more others benefit


Memandirikan Protein Hewani

PENDAHULUAN
“Indonesia adalah Negara Agraris”
Peningkatan kualitas kehidupan manusia terus berlangsung dan salah satunya adalah terpenuhinya nutrisi yang terdapat pada bahan pangan. Salah satu jenis nutrisi yang berperan dalam pembentukan jaringan baru, perkembangan daya pikir, pergantian jaringan yang usang/rusak dan pembentukan formasi tubuh manusia adalah Protein. Protein dapat berasal dari tumbuhan, yang dikenal sebagai Protein Nabati dan protein yang berasal dari hewan, dikenal dengan nama Protein Hewani. Salah satu sumber protein hewani adalah daging. Masyarakat Indonesia yang berjumlah lebih dari 200 juta jiwa menyebabkan terjadinya lonjakan permintaan yang cukup signifikan akan daging dan ternak sapi merupakan penyedia protein hewani asal daging yang cukup potensial. Ternak sapi bagi masyarakat Indonesia sudah menjadi kegiatan yang mendarah daging dan membumi, kultur yang mengakar, benda yang memiliki banyak hikmah. Mulai dari penghasil daging dan susu, sumber tenaga kerja untuk membajak sawah atau menggiling bahan pangan, sumber tenaga angkut pedati atau angkutan barang, sarana ritual, tabungan hidup dan nilai kekayaan yang bernilai gengsi. Perkembangan selanjutnya, ternak sapi banyak menjadi sumber kehidupan bagi sebagian rakyat Indonesia yang memilih profesi sebagai peternak.
Model usaha peternakan juga bermacam-macam, mulai dari tingkatan konvensional sampai tingkatan modern. Peternakan rakyat, perusahaan peternakan, akademisi bidang peternakan dan kedokteran hewan, rumah sakit hewan dan seluruh komponen kesehatan hewan (termasuk pabrik obat-obatan ternak besar), perusahaan pakan ternak, institusi pembibitan ternak, koperasi, pabrik pengolahan hasil ternak, jagal (pemotong) ternak, asosiasi/perkumpulan peternakan sapi Indonesia dan pemerintah merupakan stake holder yang berperan bagi pengembangan persapian Indonesia. Indonesia yang kaya raya ini menyediakan sarana produksi yang cukup berlimpah untuk usaha pengembangan peternakan. Sumber pakan, sumber daya manusia, potensi pasar, pengembangan teknologi tepat guna, penelitian-penelitian yang berhubungan dalam pengembangan peternakan merupakan potensi yang dapat dijadikan sebagai stimulus dalam pengembangan peternakan. Gerakan kembali ke alam (back to nature) telah mengalami pelembagaan secara internasional yang diwujudkan melalui regulasi perdagangan global yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus mempunyai atribut aman dikonsumsi, nilai gizi tinggi dan ramah lingkungan. Hal ini mengandung makna bahwa pangan yang tersedia harus benar-benar sehat, yang diproduksi dengan menghindari penggunaan bahan kimia dan sintetis. Meningkatnya kesadaran masyarakat dunia tersebut ternyata juga ikut menyadarkan para petani di seluruh dunia, tidak terkecuali petani Indonesia, untuk menyediakan atau menghasilkan bahan pangan yang aman dikonsumsi, bernilai gizi tinggi dan diproduksi secara ramah lingkungan. Pemberdayaan petani Indonesia untuk dapat menghasilkan produk pertanian, perkebunan dan peternakan yang berkualitas dan kontinyu serta halal tentunya memerlukan proses manajerial yang baik. Melembagakan usaha tani/ternak merupakan satu keharusan untuk dilaksanakan secara terus menerus mengiringi keteguhan dalam menjalankan visi dan misi dalam mewujudkan kemandirian protein hewani asal ternak sapi.
TERNAK SAPI POTONG
Usaha ternak sapi potong yang dikembangkan di indonesia memiliki beberapa keuntungan, yaitu : Pemenuhan sumber protein hewani asal daging sapi, Pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar lokasi usaha, peningkatan nilai penggunaan lahan-lahan pertanian marjinal sehingga memberi nilai guna pada lahan secara positif peningkatan kualitas lahan seiring dengan introdusir penggunaan kompos (by product usaha peternakan), sumber energi terbarukan melalui aplikasi kotoran ternak sapi menjadi biogas, peningkatan Pendapatan Asli Daerah yang mengikuti peningkatan income pengusaha atas peternakan yang diusahakan
BANGSA TERNAK SAPI
Bangsa sapi yang ada didunia saat ini sebenarnya merupakan produk domestikasi (penjinakan) sapi mulai jaman primitif. Kemudian digolongkan menjadi tiga kelompok.
Kelompok pertama, Bos Indicus. Kelompok sapi ini berkembang baik di India yang kemudian berkembang ke daratan Asia Tenggara (salah satunya, Indonesia), Afrika, Amerika dan Australia. Disebut juga sapi ‘Zebu’ (berponok), dengan salah satu keturunannya di Indonesia kita kenal dengan nama Peranakan Ongole dan Brahman, di Amerika dikenal dengan sebutan American Brahman.
Kelompok kedua, Bos Taurus Menurunkan kelompok sapi perang dan potong di daratan Eropa, belakangan menyebar ke Amerika, Australia dan Selandia Baru. Indonesia juga turut mencoba mengembangkannya. Jenis-jenisnya antara lain : Aberdeen Angus, Hereford, Shorthorn, Charolais, Simmental dan Limousine.
Kelompok ketiga, Bos Sondaicus (Bos Bibos). Merupakan kelompok yang berkembang di Indonesia, yang merupakan keturunan banteng. Jenisnya antara lain : Sapi Jawa, Sapi Sumatera, Sapi Bali dan sapi-sapi lokal lainnya. Sapi Bali Sapi Madura
SAPI BALI
Sapi Bali merupakan plasma nutfah Indonesia yang memiliki karakter yang baik. Ciri-ciri ternak sapi Bali antara lain : warna bulu pada waktu pedet berwarna sawo matang dan kemerahan, sedang pada sapi betina tidak berubah warnanya dan jantan dewasa menjadi berwarna hitam; bertanduk ;mempunyai bercak putih pada pantat (bentuk setengah lingkaran); bibir bawah tepi dan bagian dalam telinga serta keempat kakinya mulai dari tarsus dan carpus ke bawah sampai kuku berwarna putih dan pada pinggiran punggung terdapat garis hitam (Murtidjo, 1992). Sapi Bali juga memiliki kualitas daging yang baik, taste dan flavor yang istimewa sehingga harga jual ternak juga cukup tinggi. Ternak ini memiliki kemampuan yang baik dalam beradaptasi dengan iklim tropis, tahan terhadap serangan penyakit, memiliki kemampuan reproduksi yang baik serta tidak terlalu memilih jenis pakan.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI membeberkan roadmap Swasembada Daging Sapi
Tantangan menuju Swasembada Daging 2014
Persapian Indonesia sebenarnya tetap terkungkung pada permasalahan klasik yang sebenarnya selalu menjadi ‘pekerjaan rumah’ seluruh stake holder persapian Indonesia dan hal ini harus diselesaikan untuk dapat memandirikan persapian nasional.
1. Tataniaga. Distribusi dan penjualan ternak sapi potong merupakan hal penting terkait dengan penyediaan dan distribusi ternak. Undang-undang no 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan secara jelas disebutkan dalam pasal 36 ayat 1 dan 2 menyatakan tentang kewajiban pemerintah dalam menyelenggarakan dan memfasilitasi pemasaran produk peternakan. Perlu strategi jitu dalam menjalankan sistem penyediaan ternak dan model distribusi yang kontinyu, seimbang dan menguntungkan seluruh komponen tataniaga yang terlibat. Pasar hewan, RPH, jalur distribusi, penanganan karkas, penanganan breeding ternak sebagai penyedia bakalan ternak sapi potong dan pendataan mutasi ternak
2. Egosektoral. Membuat sebuah kolaborasi yang manis melalui penyatuan misi dan visi dalam merealisasikan kemandirian persapian nasional antar institusi terkait, misalnya : impor ternak dan produk ikutan yang merupakan kerjasama anatara Direktorat Jenderal Peternakan – Kementerian Pertanian RI dengan Kementerian Perdagangan RI
3. Penegakan Aturan. Penegakan aturan adalah jiwa pelaksaaan seluruh aktifitas yang menentukan perkembangan persapian nasional. Pemotongan ternak betina produktif, sapi glonggongan, daging-jerohan illegal merupakan bentuk pelanggaran yang dapat diredam melalui penegakan aturan hukum yang baik. Undang-undang nomor 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Peraturan Menteri Pertanian nomor 54/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Pembibitan Sapi Potong Yang Baik (Good Breeding Practice) merupakan perangkat hukum yang dapat dijadikan acuan pengembangan persapian nasional
4. Program Pemerintah yang Terencana. Sarjana Membangun Desa (SMD), Lembaga Mandiri Mengakar pada Masyarakat (LM3) merupakan program pemerintah yang perlu dilaksanakan secara maksimal dan diharapkan dapat menjadikan perkembangan persapian nasional yang mantap
5. Penyediaan pakan ternak. Pakan adalah komponen yang penting dalam pengembangan usaha ternak sapi potong, menciptakan integrasi yang kuat antara pertanian – perkebunan dan peternakan akan membuat sebuah pola pertanian terpadu yang tangguh dan saling mengisi
6. Pendampingan dan bimbingan. Pelaku usaha ternak (terutama ditingkat pedesaan) memerlukan pendampingan dan bimbingan dalam melaksanakan usaha pemeliharaan ternak sehingga mampu memberikan kualitas pakan, pembibitan dan manajemen usaha yang baik dalam mewujudkan kemandirian persapian Indonesia
Tapak Menuju Swasembada
1. Pemetaan Ternak. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan – Kementerian Pertanian RI sudah melakukan sensus ternak sapi dan kerbau bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
2. Pemetaan Kebutuhan Daging Sapi. Pemetaan yang sudah dilaksanakan
3. Perbaikan Tataniaga. Pengaturan harga produk asal daging sesuai dengan besaran permintaan dan penawaran perlu dikawal secara ketat sehingga harga penawaran yang diberikan peternak/penjual dapat bersanding ideal dengan harga permintaan dari konsumen, termasuk didalamnya adalah model rantai distribusi produk. Rantai pemasaran produk asal sapi diatur sedemikian rupa sehingga stabilitas ketersediaan barang dan fluktuasi harga dapat dijaga kestabilannya. Blantik, jagal pasar, pedagang daging, KUD adalah mata rantai yang dibangun untuk mendukung ekonomi kerakyatan.
4. Bijak dalam Impor Ternak dan Daging/Jerohan Sapi. Upaya pengembangan peternakan lokal akan membuat perhitungan kita akan impor ternak dan daging/jerohan sapi dari luar negeri dapat dihitung dengan bijaksana sehingga perkembangan iklim peternakan semakin sehat dan pelan tapi pasti, kemandirian persapian dalam mendukung ketahanan pangan dapat direalisasi.
5. Penegakan Aturan. Berupa larangan pemotongan betina produktif, penangana kesejahteraan hewan di Rumah Potong Hewan, pemeriksaan daging dan jerohan ternak sapi sebagai rangkaian upaya Kesehatan Masyarakat Veteriner, pelaksanaan Inseminasi Buatan untuk reproduksi ternak yang baik, pemberdayan petani/peternak melalui program Coorporate Social Responsibility, SMD, LM3 serta bimbingan dan pendampingan petani/peternak.
6. Rangsangan dan Stimulus
a. Revitalisasi dan sosialisasi Unit Pelaksana Teknis milik Kementerian Pertanian yang dapat memajukan usaha ternak sapi potong, seperti Balai Besar Inseminasi Buatan, Balai Embrio Transfer, Balai Penelitian Ternak, Balai Penelitian Veteriner, Balai Besar Penelitian Ternak Unggul dan institusi lain yang berkenaan dengan penelitian dan pengembangan usaha peternakan sapi potong
b. Peningkatan peran Dinas Peternakan di masing-masing wilayah Indonesia agar dapat menjembatani setiap keputusan yang sudah dibuat oleh Direktorat Jenderal Peternakan – Kementerian Pertanian RI sebagai sebuah program nasional.
c. Prioritas khusus berupa fasilitas transportasi temak di pelabuhan, kereta api, kapal laut dan bebas antri di pelabuhan antar pulau serta pengurangan biaya retribusi, pemeriksaan hewan di karantina dan pembebasan pajak hasil ternak
d. Pengadaan Indukan Ternak Sapi Potong melalui sistem kredit lunak untuk pengembangan populasi ternak nasional
e. Proteksi wilayah yang sudah berswasembada dari distribusi ternak dan daging/jerohan impor
f. Fasilitas pemeriksaan teknis di negara asal ternak dan daging/jerohan impor oleh pihak ketiga yang independen
g. Pemberian fasilitas pembiayaan yang murah melalui pendampingan yang ketat dan terarah demi kemajuan peternakan sapi nasional
7. Pola Pertanian Terpadu
Pola integrasi antar komponen yang ada pada sebuah usaha peternakan sehingga menghasilkan produktifitas, efisiensi dan efektifitas tinggi dan memberi nilai ekonomis serta berorientasi ekologis merupakan satu keterpaduan yang akan memberi nilai kesejahteraan. Salah satu manfaat yang dapat diambil adalah ketersediaan pakan bagi ternak, pupuk organik, ketersediaan energi terbarukan, ramah lingkungan (meminimalkan limbah), bernilai edukasi – wisata dan inspiratif. Pemerintah harus merangsang dan melaksanakan program integrasi peternakan dengan pertanian, perkebunan secara sinergi dan berkesinambungan. Pakan merupakan hal penting dalam pengembangan usaha ternak sapi potong sehingga, melalui pola pertanian terpadu akan diperoleh sumber pakan berkualitas dari hasil samping usaha pertanian – perkebunan.
Kelembagaan Peternakan
Melembagakan usaha tani/ternak sebenarnya sudah lama dilaksanakan di Indonesia. Sejarah mencatat berjamurnya koperasi tani/ternak dan usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kelembagaan serta hasilnya, dimana sebagian besar kelembagaan akhirnya menjadi hegemoni terbatas sebuah pola kapitalisme dalam kerangka ekonomi kerakyatan. Hanya sebagian kecil koperasi/lembaga tani/ternak yang benar-benar menjadi sebuah potret keberhasilan. Namun, bukan berarti pemakluman atas kejadian ini menjadi alasan untuk berhenti melembagakan usaha tani/ternak, justru momen ini adalah saat yang tepat untuk mengembangkan usaha menjadi sebuah aktifitas ekonomi kerakyatan yang mampu menjadi salah satu soko guru perekonomian nusantara. Bila kita berkaca pada sebuah konsep kelembagaan yang dijalankan, maka kita akan bertemu dengan lima pilar utama yang akan menjadi kunci pengembangan kelembagaan usaha tani/ternak.
1. Manajemen. Tidak pelak lagi, konsep manajerial dalam pelaksanaan kegiatan usaha tani/ternak adalah kendala utama yang tidak dititiskan kepada kebanyakan pelaku ekonomi usaha tani/ternak di Indonesia. Selama ini, petani/peternak lebih senang menggunakan paket manajemen dari luar dan sedikit yang berusaha meniru dan mengembangkan paket manajerial itu secara mandiri. Akibatnya, ketergantungan manajerial menjadi salah satu kendala berkembangnya usaha ani/ternak Indonesia. Pertanian/peternakan rakyat merupakan sektor usaha bidang pertanian yang jarang mengimplementasikan kegiatan manajemen yang baik. Faktor ini termasuk bidang pengembangan Sumber Daya Manusia
2. Keuangan dan Administrasi. Pengelolaan ‘darah’ usaha tani/ternak boleh jadi akan menjadi salah satu indikator keberhasilan usaha. Pengelolaan keuangan yang baik, ditambah dengan sistem akuntansi dan administrasi yang rapi dan terdokumentasi baik, akan menjadi salah satu pilar yang dapat digunakan sebagai : referensi program, evaluasi pelaksanaan kegiatan, parameter keberhasilan usaha dan kelayakan usaha serta titik penilaian yang sangat mungkin diperhatikan
3. Produksi dan Nutrisi. Setiap usaha tani/ternak selalu berhubungan dengan aspek teknis pelaksanaan dilapangan. Produksi merupakan salah satu kunci yang penting dalam menggulirkan roda pelaksanaan aktifitas usaha tani. Dalam usaha tani/ternak, termasuk didalamnya adalah : tatalaksana usaha, pemupukan, pengamatan perkembangan dan pakan ternak
4. Kesehatan dan Reproduksi Tanaman/ternak yang sehat akan terjamin seluruh fungsi kehidupannya dan lebih mudah dalam melaksanakan perkembangan dan pertumbuhan untuk menjamin produktifitas. Sementara itu, pengawalan pada pembibitan ternak akan memudahkan kita dalam pengembangan populasi. Program pengamatan kesehatan, reproduksi, penanganan tanaman bibit, pertolongan kelahiran, penanganan bibit tanaman dan pencatatan kesehatan dan reproduksi adalah salah satu aktifitas yang penting untuk dilakukan
5. Marketing dan Tataniaga. Hasil produksi pertanian/peternakan (terutama peternakan/pertanian rakyat) kebanyakan hanya terbatas pada penjualan produk mentah, peningkatan kualitas produksi serta model marketing produk yang inovatif dan memiliki nilai jual yang semakin bertambah, sangat diperlukan sehingga peningkatan pendapatan peternak/petani dapat diraih. Tataniaga produk pertanian/peternakan sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang harus terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga produk yang ditawarkan kepada masyarakat sudah merupakan produk jadi (Integrated Agriculture Industrialized System)
PENUTUP
Mengembangkan usaha peternakan sapi potong dalam mendukung Swasembada Daging Sapi (PSDS) 2014 harus dilaksanakan secara integral dan menyeluruh dengan melibatkan seluruh stake holder. Pengembangan peternakan sapi potong rakyat juga merupakan satu hal penting dalam meletakkan sendi-sendi ekonomi kerakyatan. Penataan kelembagaan, sistem usaha serta kebijakan dan penegakan aturan merupakan hal yang penting juga untuk dilaksanakan.


We have been providing the best information about DEMI SAPI INDONESIA!!!!!!! MANDIRI ATAU MATI...... For you. If you liked this information, please tell your friends on Facebook, Twitter, Pinterest, Google plus or Email using social buttons below. Happy Reading ^_^. Mohammad Nizam Mustaqim

Comments

Popular posts from this blog

Analisis Desain Kemasan

ESAI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Penantian Berharga Pasca Kampus #KesempatanKedua